Jumat, 01 Agustus 2008

Puisi Untuk Ibu

Ibu, malam begini aku selalu teringat padamu
Ingin kupulang pada masa kecil seperti dahulu
Bercengkrama bersama Bapak, Elni, Lina, dan Herman
Sementara dirimu sibuk menyiapkan menu di meja makan

Kini masing-masing bernyanyi
Berlagu rindu berdawai sunyi

Melaut tangismu mengenang Lina yang pergi
Berlaksa sedihmu melihat Elni ditinggal suami
Meradang gelisahmu memikirkan Herman di Jogja
Sementara Bapak tak pernah kita tahu ada di mana

Tapi mohonkan padamu
Jangan pernah resah karenaku Ibu
Di sini, di rantau sepanas api
Di sahara gersang setandus sepi

Telah kudiami istana seindah pangkuanmu
Telah kududuki singgasana seteduh hatimu
Telah kutemukan telaga sesejuk air matamu
Telah kugapai mantra sesakti doa malammu

Seorang perempuan yang padanya
Segala keluh kesahku menyepi
Seorang sufi yang basah bibirnya
Adalah lafal dzikir dan puja-puji

:bidadari surga bertudung senja
yang memanggilmu Ibu mertua

Ibu; aku
Belum berani berjalan sendiri
Tanpa doamu
Dan aku tak kan pernah berani

Kairo 27-12-2006

Tidak ada komentar: