Ibu, malam begini aku selalu teringat padamu
Ingin kupulang pada masa kecil seperti dahulu
Bercengkrama bersama Bapak, Elni, Lina, dan Herman
Sementara dirimu sibuk menyiapkan menu di meja makan
Kini masing-masing bernyanyi
Berlagu rindu berdawai sunyi
Melaut tangismu mengenang Lina yang pergi
Berlaksa sedihmu melihat Elni ditinggal suami
Meradang gelisahmu memikirkan Herman di Jogja
Sementara Bapak tak pernah kita tahu ada di mana
Tapi mohonkan padamu
Jangan pernah resah karenaku Ibu
Di sini, di rantau sepanas api
Di sahara gersang setandus sepi
Telah kudiami istana seindah pangkuanmu
Telah kududuki singgasana seteduh hatimu
Telah kutemukan telaga sesejuk air matamu
Telah kugapai mantra sesakti doa malammu
Seorang perempuan yang padanya
Segala keluh kesahku menyepi
Seorang sufi yang basah bibirnya
Adalah lafal dzikir dan puja-puji
:bidadari surga bertudung senja
yang memanggilmu Ibu mertua
Ibu; aku
Belum berani berjalan sendiri
Tanpa doamu
Dan aku tak kan pernah berani
Kairo 27-12-2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar