Kamis, 31 Juli 2008

Istana Baru

Kubangun istana baru bagi hadiah pernikahan kami yang ke limapuluh.
"Selamat datang di istana kami," ujar istriku ketika satu persatu tamu berkunjung. Aku masih membersihkan debu yang menempel di sampul buku, memperbaiki letak novel yang tak dikembalikan pada tempatnya, juga menyeka satu demi satu hurup yang mengajakku mengenang masa lalu.

"Kenapa istana di tengah padang ilalang itu tak pernah jadi kita bangun?" tanya istriku ketika para tamu telah pulang. Ia seperti menggugat puisi hadiah pernikahan kami. Langit sepenuhnya lengang dan aku masih menunggu hujan yang telah lama menghilang.

"Karena masih banyak buku yang harus kita beli."

"Kenapa kita harus membeli buku?"

"Karena kita ingin membangun istana."

Sampai akhirnya cucuku yang paling kecil berteriak, "Kek, ayo kita bermain-main di halaman istana." Aku kemudian mulai membaca kisah tentang Nabi Muhammad yang menerima wahyu pertama. "Iqra'. Bacalah. Bacalah dengan nama Tuhan yang telah menciptakan kamu."

Buku adalah halaman istana kami.

Jumat 4:28 1 Agustus 2008

Tidak ada komentar: